IBADAH
LEBIH PENTING DARI APAPUN
Peran :
1.
Ibu Sopyah
2.
Bapak Adi
3.
Wulan
4.
Mey
5.
Ibu Maria
6.
Ega
7.
Evi
8.
Pdt. Hendro
9.
Ibu Risma
Sinopsis
Cerita ini mengisahkan tentang dua keluarga berbeda agama
yakni keluarga yang beragama islam dan kristen. Keluarga mereka saling rukun
dan keluarga mereka juga taat beribadah. Keluarga Pak Adi dan Bu Sopyah
memiliki 2 orang anak yaitu Mey dan Wulan. Sedangkan keluarga Bu Maria yang
suaminya telah lama meninggal memiliki 2 orang anak kembar yaitu Ega dan Evi.
Mey berteman baik dengan Ega dan Wulan berteman baik dengan Evi. Evi mendapat
nasihat dari Ega karena dia lebih mementingkan keinginannya sendiri daripada
kepentingan agama. Akhirnya Evi pun sadar karena ia ingat dengan nasihat alm.
Ayahnya. Keluarga Ega dan Evi akhirnya kembali rukun disaat hari raya natal.
Disamping itu keluarga Mey dan Wulan juga mendapat kebahagian karena Pak Adi
mendapat penghargaan Nobel. Kelurga mereka semakin sering taat beribadah dan
mereka percaya dengan taat ibadah hidup akan semakin baik.
Babak 1
Adegan 1 :
Suatu hari, di sebuah ruang makan berkumpul lah sebuah
keluarga yang tengah berbincang-bincang dengan anaknya.
Ibu Sopyah : “ Mey, Wulan, ayo sarapan.”
Mey : “ masak apa bu?”
Ibu Sopyah: “ sop. Ayo, nanti terlambat.
Wulan : ( sambil makan ) “ enak nih kayaknya?”
Bapak Adi : “ Mey, Wulan.”
Mey dan Wulan : “ ya, pak.”
Bapak Adi : “ kalian
ini kan sudah besar. Sudah tahu mana yang baik dan mana yang buruk. Jadi, bapak
cuma mengingatkan kalian untuk taat beribadah. Jangan sering meninggalkan
sholat. Dan, kalau mau melakukan sesuatu harus berdoa dulu. Niscaya Tuhan akan
membantu kalian.”
Ibu Sopyah : “ kalian paham, Mey, Wulan.”
Mey dan Wulan : Baik pak, bu.”
Bapak Adi : “ ayo, bapak antar ke sekolah.”
Adegan 2 :
Di sebuah rumah Ibu Maria juga sedang berbincang-bincang
dengan kedua anak nya. Ega dan Evi. Mereka berdua adalah anak kembar. Hanya
saja Ega kelas 11 dan Evi kelas 10. Ia sibuk menyiapkan makanan untuk
anak-anaknya.
Ega : ( menyalami ibunya ) “ pagi ibu.”
Ibu Maria : “ pagi, ayo sarapan dulu sayang.”
Ega : “ Evi mana bu?”
Evi : “ aku disini Ega. Kamu lihat novel yang kemarin?”
Ega : “ ini. Di tas ku.”
Ibu Maria : ( sambil menyiapakan nasi ) “ anak-anak ku,
almarhum ayah kalian pernah berpesan. Ia mengatakan supaya kalian selalu taat
beribadah. Kalian harus sering berdoa. Harus sering ke gereja. Itu pesan dari
alm. Ayah kalian.”
Ega : “ baik, bu. Kami akan menjalani amanah dari ayah.”
Babak 2
Adegan 1 :
Sesampainya di sekolah, Mey dan Wulan langsung menuju ke
kelas masing masing. Mey kelas 11 dan Wulan kelas 10.
Mey : “ Wulan, kakak
duluan ke kelas ya.”
Wulan : “ oke, kak.”
( di tengah perjalanan menuju kelas, Mey tak sengaja bertemu
Ega )
Mey : “ hei, Ega. Apa kabar?”
Ega : “ baik, kamu sendiri?”
Mey : “ baik juga.”
Ega : “ mancingnya besok aja ya.”
Mey : “ emang kenapa, Ga?”
Ega: “ soalnya aku disuruh sama Pak Pendeta Hendro untuk
datang ke gereja buat latihan natal. Gak apa-apa kan?”
Mey : “ gak apa-apa kok. Lagian ibadah itu kan penting.
Selagi hidup di dunia ini, kita harus taat beribadah supaya hidup kita pun bisa
tentram dan damai.”
Ega : “ ayo ke kelas.”
Mey : “ ( mengangguk tanda setuju )
Adegan 2 :
Dilain waktu, Wulan juga bertemu dengan Evi, teman
sekelasnya. Mereka juga saling melakukan percakapan satu sama lain.
Evi : “ Lan, ada acara gak besok?”
Wulan : “ ada, besok ada acara praktik manasik haji untuk
nilai agama. Emang kamu mau kemana?”
Evi : “ aku mau ajak kamu beli poster G-Dragon dan majalah
2NE1.
Wulan : “ maaf aku gak bisa.”
Evi : “ parah kamu Lan.”
( tiba tiba datang Pak Hendro dan Bu Risma )
Pak Hendro : “ pagi semuanya.”
Evi : “ eh.. bapak, ibu. Pagi juga pak, bu.”
Pak Hendro : “ ada nih ribut-ribut?”
Wulan : “ gak ada apa-apa kok pak.”
Pak Hendro : “ Evi, jangan lupa nanti setelah pulang sekolah
kita latihan natal ya di gereja. Jangan sampai gak datang.”
Evi : “ ya, pak.”
Bu Risma : “ Kamu juga Wulan, nanti kita latihan waktu jam
agama ya. Besok sudah ambil nilai agama.”
Pak Hendro : “ bapak ke kantor dulu ya.”
Bu Risma : “ ibu juga ke kantor dulu.”
Wulan dan Evi : “ ya pak, bu.”
( Pak Hendro dan Bu Risma pun menuju ke kantor guru )
Wulan : “ Dengerin itu.”
Evi : “ biarin aja.”
Babak 3
Adegan 1 :
Setelah pulang sekolah, Ega dan Evi pun pergi menuju gereja
untuk latihan natal. Tapi Evi bukan malah pergi ke gereja, ia malah cabut dan
pergi ke toko untuk membeli poster yang diinginkannya. Sehingga Ega pun sibuk
mencari Evi ke semua tempat. Akhirnya, Ega pun putus asa mencari Evi dan ia
kembali ke gereja. Setelah pulang latihan natal ia pun pulang menuju rumahnya.
Hingga malam hari, Evi juga belum kembali. Ega memutuskan untuk mencari ke
rumah Wulan, satu kelasnya Evi.
Adegan 2 :
Akhirnya Ega pun menuju rumah Wulan. Sesampainya di rumah
Wulan, tepat sekali keluarga Wulan sedang berkumpul di depan rumah.
Mey : “ hey Ega. Tumben kemari.”
Ega : “ Mey, aku mau cari Evi. Apakah dia ada disini.”
Bapak Adi : “ gak ada. Soalnya dia gak ada main kemari.”
Wulan : “ tadi dia cerita, katanya dia dia mau beli poster
di toko.”
Bu Sopyah : “ emang tadi gak ada permisi, nak Ega?”
Ega : “ gak ada bu.”
Setelah kembali dari rumah Mey, Ega pun berniat mencari Evi
ke toko poster di daerah Pekanbaru. Tiba-tiba ibunya menelponnya.
Ega : “ halo. Ada apa bu?”
Ibu Maria : “ Evi baru saja pulang. Nah, sekarang kamu
pulang aja ya nak.”
Ega : “ baik bu.”
Babak 4
Adegan 1 :
Sesampainya dirumah, Ega langsung memarahi Evi. Evi yang
basah kuyup karena hujan pun tak urung dari kemarahan Ega.
Ega : “ kamu ini gimana sih Evi, bukan malah latihan natal.
Kamu malah pergi jauh-jauh hanya untuk membeli poster. Denger Vi, ibadah itu
lebih penting dari poster yang kamu beli. Kamu harus ingat apa yang disampaikan
alm. Ayah kepada kita.”
Ibu Maria : “ sudahlah Ega. Jangan dimarahin. Biarkan dia
mandi dulu.
Evi : ( menangis sambil pergi ke kamarnya )
Adegan 2 :
Keesokan harinya, di hari minggu Ega dan Evi pergi ke
gereja. Mereka semakin sering pergi ke gereja. Mereka juga sering berdoa
memohon perlindungan kepada Tuhan untuk lindungan kepada keluarga mereka. Waktu
telah berlalu hingga tiba lah hal yang sangat di nantikan yaitu perayaan natal.
Ega, Evi, dan ibunya pergi ke gereja bersama. Kegembiraan tampak dari wajah
mereka.
Ibu Maria : ( menangis ) “ ibu terharu karena kalian selalu
taat beribadah, jangan pernah lupakan nasihat alm. Ayah kalian, ya.”
Ega : “ baik, bu. Kami akan selalu ingat itu, bu.”
Evi : “ aku juga bu.”
( mereka pun saling berpelukan )
Disamping itu, Mey dan Wulan sedang membersihkan Mushola di
samping rumah mereka.
Wulan : “ Ibu, Kak mey, ayo sholat dhuha dulu.”
Ibu Sopyah : “ ibu ambil mukhena dulu di rumah.”
Mey : “ ayah mana bu?”
Ibu Sopyah : “ ayah ada acara penerimaan Nobel dari
University of Cambridge. Itu semua berkat do’a kalian.”
( tiba-tiba Ibu Sopyah menerima telepon )
Bapak Adi : “ bu, berkat doa Ibu, Mey, dan Wulan. Akhirnya
Bapak dapat Nobel dari Universitas. Terima kasih ya atas doa kalian semua.
Mey : “ ternyata dengan berdoa semua kegiatan akan
terselesaikan. Itu lah pentingnya ibadah dan berdoa.
( kegembiraan muncul menyelimuti mereka )
SELESAI
0 komentar:
Posting Komentar